Angka Kematian Akibat Rokok Menurut Who (Cara Mengurangi Merokok)

Share it:
Jumlah maut orang-orang akhir rokok pada setiap tahunnya masih tinggi. Permasalahan ini diaparkan oleh perwakilan WHO (Organisasi kesehatan dunia).

Menurut data WHO , rokok bahkan membunuh enam juta orang per tahun , yang sebagian besarnya ialah orang-orang yang berpenghasilan menengah ke bawah.

Tembakau (Rokok) membunuh sekitar 6 juta orang pada setiap tahunnya. Dimana jumah maut dari perokok eksklusif (aktif) ialah lebih dari 5 juta maut dalam setahun. Adapun jumlah maut perokok pasif ialah lebih dari 600 000 orang dalam setahun.

Dilarang Merokok
Sumber gambar: Flickr.com

WHO mengungkapkan data bahwa hampir 80% dari 1 miliar perokok yang ada dunia ialah mereka yang tinggal di negara-negara yang berpenghasilan menengah ke bawah.

WHO juga mengungkapkan bahwa ada di beberapa negara , dimana belum dewasa yang berasal dari keluarga miskin diperkerjakan di pertanian tembakau.

Hal ini membuat belum dewasa tersebut dalam kondisi berbahaya alasannya beresiko terserang "penyakit tembakau hijau" , yang terjadi alasannya paparan nikotin ke kulit tubuhnya.

WHO: Perokok Pasif Berbahaya
Tidak ada tingkat aman bagi perokok pasif yang terkena paparan asap dari perokok aktif. Bahkan ada yang mengatakan bahwa perokok pasif lebih berbahaya dari perokok aktif.

Pada orang cukup umur , perokok pasif beresiko terkena penyakit pernapasan serius , kanker paru-paru , dan penyakit jantung (termasuk jantung koroner). Adapun pada bayi bisa menimbulkan maut mendadak.

Bahaya pada wanita hamil bisa menimbulkan berat tubuh bayi yang lahir menjadi rendah. Perokok pasif ini menimbulkan lebih dari 600 000 maut bayi prematur dalam setahunnya.

Adapun data yang pernah diambil di tahun 2004 , pertanda bahwa belum dewasa menyumbang 28% dari total maut dari kalangan perokok pasif.


WHO mengungkapkan bahwa kecenderungan bisa saja terus meningkat , sehingga total maut alasannya penggunaan tembakau bisa meningkat menjadi delapan juta jiwa per tahun di tahun 2030.

Banyak cara dilakukan menekan dampak buruk akhir rokok ini , salah satu cara yang dilakukan di beberapa negara (termasuk Indonesia) yaitu dengan menerbitkan peraturan berupa pemasangan peringatan berupa gambar ancaman akhir rokok di kemasan rokok. Hal ini awalnya digagas oleh WHO.

Selain WHO , lembaga yang juga berusaha untuk meminimalisir angka maut akhir rokok ialah World Lung Foundation (WLF).

Lembaga ini bertujuan untuk memperlihatkan penyuluhan untuk meningkatkan kesehatan secara global. Fokus dari lembaga ialah untuk menekan dampak buruk penggunaan tembakau , pengobatan dan pencegahan resiko asma , kesehatan paru-paru belum dewasa , dan menekan tingkat maut pada masa kehamilan.

Berdasarkan laporan WHO , bahwa sekarang ada 2 ,3 miliar orang dari 92 negara yang memperoleh manfaat dari adanya aturan larangan merokok dan kampanye anti rokok. Dimana angka ini bergotong-royong cuma mewakili sepertiga dari populasi dunia saja , yang total populasi dunia ialah 7-8 miliar.

Dalam sejam 46 orang meninggal dunia akhir kebiasaan buruk merokok. Dimana total 1.127 orang meninggal dalam sehari akhir rokok. Hal ini terjadi dalam setiap harinya.

Hal ini diungkapkan oleh Tulus Abadi , seorang Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) yangm mengambil data dari survei Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia di tahun 2007.

Dengan kondisi sekarang di tahun 2017 , maka kemungkinan besar jumlah maut akhir rokok di Indonesia bisa jauh lebih besar lagi angkanya.

Dari angka maut tersebut , hal yang menjadi ironis ialah bahwa sekitar 14 ,5 persen dari total maut akhir rokok tersebut , ternyata ialah mereka yang masih dalam masa usia remaja. Hal ini dikatakan oleh Tulus Abadi.

loading...

Kematian Akibat Merokok , Indonesia Tempati Peringkat Ketiga di Dunia
Indonesia menempati urutan ketiga setelah China dan India , sebagai negara yang memiliki kasus maut tertinggi akhir rokok.

Yayi Suryo Prabandari , seorang peneliti Pusat Kajian Bioetik dan Perilaku Kesehatan , Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) mengungkapkan bahwa dari total kasus maut akhir rokok di Indonesia , maka Indonesia menempati urutan ketiga di dunia setelah China dan India.

Prof Dr Sunarto yang merupakan seorang peneliti , mengatakan bahwa Indonesia ialah satu-satunya negara di tempat Asia Pasifik yang ternyata masih belum mengikuti proposal dari pengaturan penggunaan materi tembakau berdasarkan aturan FCTC (Framework Convenstion on Tobaco Control).

Konvensi tersebut sudah ditandatangani 160 negara , dimana salah satunya poinnya ialah membuat aturan ketat penggunaan dan produksi materi tembakau untuk rokok. Selain itu juga mengatur iklan rokok , pertolongan perokok pasif dan aturan ketat pada penggunaanya untuk meninimalisir dampak dari rokok.

Di menyerupai Thailand dan Singapura , sudah ditetapkan aturan bahwa di dalam bungkus rokok diwajibkan untuk memuat foto korban ancaman rokok dengan jelas. Penelitian pertanda bahwa cara ini efektif untuk menekan jumlah perokok.

Tips Ampuh Mengurangi Merokok (Bahkan Berhenti Sepenuhnya)

1. Beritahuan bahwa Anda ingin berhenti merokok pada keluarga dan teman-teman Anda. Dengan begitu mereka sedikit-banyak nantinya akan membantu secara psikologis semoga Anda sukses untuk menghindari rokok.

2. Carilah kesibukan , terutama ketika awal-awal mencoba berhenti merokok. Hal ini untuk mengalihkan cita-cita Anda untuk merokok , dialihkan ke hal lainnya. Anda bisa menyibukan diri dengan berolahraga , membaca buku , janan-jalan kalem , bersepeda dan acara lainnya.

3. Jangan Begadang. Anda harus mencukupi kebutuhan tidur , serta hindari tidur terlalu larut malam , terutama jangan begadang alasannya itu nantinya menimbulkan cita-cita untuk merokok pada diri Anda.


4. Minum lebih banyak air putih , alasannya kurang minum air putih akan membuat Anda rentan untuk merokok. Dengan minum air putih yang cukup maka cita-cita merokok akan berkurang.

Air putih yang diminum juga membantu menghilangkan racun dari rokok di dalam tubuh hal ini akan mengurangi cita-cita untuk merokok.

5. Biasakan untuk menghabiskan waktu berjam-jam dalam sehari di tempat yang tidak diperbolehkan merokok. Contohnya , Anda bisa pergi ke perpustakaan , toko buku , dan lainnya.

6. Buatlah tangan anda sibuk , alasannya bila tangan Anda tidak memegang sesuatu , dikhawatirkan nanti malah muncul cita-cita untuk memegang rokok. Anda bisa memegang pena , secarik kertas atau lainnya , yang penting bukan rokok.

7. Setelah makan , maka hendaknya bangkit segera dari meja makan lalu Anda bisa sikat gigi , jalan-jalan atau lainnya. Hal ini mencegah munculnya godaan untuk merokok setelah makan.

8. Anda bisa menggunakan permen sebagai pengganti nikotin. Jika cita-cita untuk merokok muncul , maka lebih baik memilih makan permen karet saja.

9. Jangan berpikir bahwa berhenti merokok ialah siksaan , namun berpikirlah bahwa berhenti merokok berarti Anda akan memperoleh banyak manfaat darinya , baik itu dari sisi ekonomi , kesehatan dan lainnya.

10. Usahakan semampunya untuk menjauhi teman-teman yang sudah ketagihan merokok. Hindari berada di tengah-tengah ‘penggila’ rokok. Karena ketika kiri-kanan Anda semuanya merokok , maka sangat dikhawatirkan hal ini membuat Anda akan ikut merokok.

11. Selama ini , mungkin para perokok berpikir bahwa merokok dapat menghilangkan stres berkat kandungan nikotin di dalamnya. Namun , yang terjadi bergotong-royong terjadi ialah bahwa perokok sedang dalam kondisi gejala putus obat dari nikotin , sehingga seperti merokok akan terasa menenangkan.

Penting diketahui , efek menenangkan nikotin itu hanya sementara. Nikotin bukanlah obat meredakan stres. Bahkan penelitian menyebutkan bahwa tingkat stres orang yang berhenti merokok akan menurun ketimbang ketika mereka masih merokok.

12. Anda harus mengetahui kengerian akhir merokok , sehingga carilah gambar kasatmata akhir merokok , lalu simpan gambar tersebut atau letakan pada tempat yang sering Anda lihat.

13. Anda perlu menyiapkan selalu permen. Yang dengan begitu ketika cita-cita untuk merokok muncul , maka kunyahlah sesuatu menyerupai permen. Maka hasrat merokok-pun menjadi hilang.
Share it:

Lifestyle

Post A Comment:

0 comments: